CirclesUBI adalah program Pendapatan Bulanan Universal (UBI) berbasis komunitas yang menyediakan mata uang digital komplementer yang disebut Circles. Poin Circles didapatkan dan dibelanjakan dalam jaringan pertukaran lokal yang didasarkan pada kepercayaan dan kesepakatan bersama. Tujuannya adalah untuk memperkuat komunitas. Penelitian percontohan kami telah dilakukan berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia. Tujuannya untuk mempelajari dampak, dan potensi risiko dari model UBI Circles yang inovatif berbasis blockchain ini pada komunitas-komunitas di Bali.
Pada akhir periode penelitian ini, tim kami merasa terhormat dapat membagikan hasil dari studi CirclesUBI Bali 2023 dalam webinar yang dapat diakses publik yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia.
Pada tanggal 23 Februari, penasihat penelitian kami di BRIN memaparkan temuan-temuan menarik dari studi percontohan CirclesUBI dalam sebuah webinar yang seru. Sangat menyenangkan ketika beberapa peserta penelitian sendiri dari Tabanan, Jembrana, dan Denpasar bergabung dan hadir di webinar ini.
Kepala Pusat Penelitian Kependudukan BRIN, Bapak Nawawi, menyampaikan bahwa percontohan ini merupakan eksperimen pertama yang dilakukan di Indonesia untuk mempelajari kombinasi blockchain dan UBI. Kuesioner survei yang dibuat oleh peneliti BRIN digunakan untuk mengukur perubahan variabel terkait kesejahteraan finansial, kesehatan, ketahanan pangan, modal sosial, dan kepuasan hidup secara keseluruhan di antara peserta percontohan dan kelompok kontrol di wilayah mereka.
Tujuan dari studi ini adalah untuk memperoleh gambaran awal tentang apakah, dan jika ya bagaimana, kehidupan penerima berubah sebelum dan sesudah menerima CirclesUBI selama periode 3 bulan. Semua peserta sangat antusias untuk mengetahui dampak apa yang muncul dari data yang telah mereka kumpulkan.
BRIN membandingkan hasil antara kelompok perlakuan yang terdiri dari 97 pengguna Circles dan kelompok kontrol yang terdiri dari 186 non-pengguna di tiga lokasi berbeda (perkotaan, semi-perkotaan, dan pedesaan) di Bali yang dipilih untuk penelitian ini karena karakteristiknya yang beragam. Lokasi yang berpartisipasi adalah kotamadya Denpasar, kabupaten Jembrana dan Tabanan. Data dikumpulkan melalui wawancara tatap muka yang dilakukan sebelum dan sesudah intervensi CirclesUBI.
Penelitian ini mengkaji sembilan dimensi utama termasuk status keuangan, kebiasaan konsumsi, ketahanan pangan, kesehatan fisik/mental, modal sosial, dan kepuasan hidup secara keseluruhan. Dengan memperhatikan periode implementasi percontohan yang sangat singkat yaitu 3 bulan, beberapa ukuran tidak menunjukkan perubahan signifikan, namun demikian beberapa manfaat menarik muncul:
Rata-rata pengguna UBI Circles di Jembrana menurunkan tingkat hutangnya
Responden survei di Tabanan melaporkan pengeluaran untuk biaya upacara yang lebih rendah
Sejumlah kecil pengguna di Jembrana mengurangi frekuensi perjudian online
Kepercayaan dari orang lain meningkat bagi peserta Circles di Tabanan
Pengguna di Denpasar perkotaan lebih sering makan di luar rumah, merangsang perekonomian lokal
Hasil awal ini menunjukkan bahwa UBI Circles berpotensi meningkatkan kesejahteraan finansial dan kohesi sosial, meskipun penelitian lebih lanjut, dalam periode waktu yang lebih panjang tentu masih diperlukan.
Seorang ahli ekonomi, Ni Kadek Sinarwati, dari Universitas Ganesha menekankan pentingnya implementasi yang berpusat pada komunitas untuk keberlanjutan program seperti CirclesUBI. Sebagai mata uang komplementer, Circles bekerja paling baik ketika terintegrasi ke dalam struktur dan norma sosial yang ada.
Model UBI Circles bertujuan untuk memperkuat sistem pertukaran lokal, daripada memberikan pencairan uang tunai langsung seperti yang ditemukan dalam program UBI tradisional. Dengan teknologi blockchain yang unik, Circles memberdayakan komunitas untuk memperkuat ikatan dan menata ulang cara mereka bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan bersama.
Semangat saling-bantu yang menjadi inti UBI Circles ini selaras dengan praktik budaya lokal 'gotong-royong', atau saling membantu, yang tertanam kuat dalam masyarakat Bali. Meskipun percontohan kami menunjukkan dampak ringan dalam uji coba 3 bulan awal ini, kami yakin bahwa penerapan UBI Circles dalam jangka panjang, melalui jaringan komunitas akar rumput, akan membawa hasil yang lebih transformatif.
Semua orang di tim CirclesUBI ingin menyampaikan terima kasih yang tulus dan mendalam kepada BRIN atas kemitraan, bimbingan, dan telah memberikan studi yang diteliti dengan cermat untuk meninjau dan memvalidasi konsep CirclesUBI. Webinar ini mempertemukan para pemangku kepentingan dari pemerintah, akademisi, teknologi, dan yang penting, penerima UBI aktual dari komunitas-komunitas di Bali.
Untuk mengakses studi lengkap dari BRIN, silakan klik disini.
Ketika kami berupaya meningkatkan dan memperluas CirclesUBI, upaya penelitian seperti yang dilakukan BRIN menunjukkan kelayakan model keadilan sosial berbasis komunitas. Kami berharap dapat menginspirasi lebih banyak inisiatif yang menggunakan teknologi untuk mempertemukan orang, bukan memisahkan mereka. Masa depan UBI terletak pada pemberdayaan komunitas untuk mendukung kebutuhan esensial satu sama lain dan berkembang.
Jika Anda ingin mengeksplorasi lebih lanjut tentang hasil penelitian, silakan tonton rekaman webinar (dalam Bahasa Indonesia) melalui tautan ini.
Comments